NY Daily News melaporkan, sejak toko H&M di New York dibuka pada pukul 08.00, pecinta fashion langsung menyerbu masuk dan memborong berbagai karya Marni. Hanya dalam enam jam, seluruh koleksi Marni yang dijual di lima toko H&M di kota tersebut, habis terjual.
Juru bicara H&M untuk pesisir barat Amerika Serikat pada Fash Track mengatakan antrian memang cukup panjang terjadi di sejumlah toko di New York, San Fransisco dan Los Angeles sejak Rabu (7/3/2012) pukul 19.00. Padahal toko baru akan dibuka Kamis (8/3/2012) pukul 08.00.
Seperti dikutip dari Times, fashion item yang awalnya paling banyak dibeli adalah sepatu dan aksesori. Dan pada pukul 09.30, sebagian besar busana koleksi wanita sudah habis.
Bukan hanya di benua Amerika saja, antrian pada koleksi Marni untuk H&M terjadi. Hal serupa juga terjadi London, Inggris. Situs Daily Mail memberitakan ratusan orang sudah mengantri sejak dini hari di toko H&M Regent Street, London.
Ketika akhirnya toko dibuka pada pukul 09.00, busana yang langsung terjual habis koleksi ciri khas Marni seperti print maxi dress, blazer dan rok polkadot serta gelang. Untuk blazer dan rok polkadot, busana tersebut sukses sold out hanya dalam waktu dua jam saja di London.
Antrian-antrian untuk membeli koleksi kerjasama Marni dan H&M ini juga terjadi di Asia. Toko H&M di Singapura dan Tokyo, diantri pembeli sejak dini hari.
Kisah Pembeli Marni for H&M
Tentunya butuh perjuangan panjang untuk memiliki koleksi Marni dan H&M ini. Tiga wanita asal New York, Brynn Johnson, Suzi Jones dan Annette Berry ini misalnya. Mereka rela mengantri sejak pukul 23.00 demi bisa masuk dan memborong saat toko dibuka pukul 08.00. Ketiganya pun sukses membawa pulang 20 kantong belanjaan.
Ketiganya mengaku sudah membuat rencana untuk mengantri sejak seminggu sebelum Marni for H&M dijual. Oleh karena itulah mereka masih sempat menyewa sebuah kamar hotel dekat toko H&M tersebut sehingga bisa lebih mudah membawa pulang kantong belanjaan yang cukup banyak itu.
Cerita serupa juga datang dari Sarah Templeman yang mengantri di H&M London. Ia menginap di depan toko sejak pukul 03.30 untuk bisa belanja pada pagi harinya. "Hari masih sangat gelap dan dingin waktu aku sampai," kata ibu berusia 39 tahun itu pada Daily Mail.
Sarah rela mengantri karena ia sudah belajar dari pengalaman sebelumnya. Saat H&M merilis koleksi kerjasamanya bersama Lanvin, dia gagal membelinya melalui internet karena situs H&M langsung down seharian begitu dibuka.
Kisah mengantri juga datang dari Singapura. Dua blogger Dinie Rahman dan Ridhwan Sesapar mengaku pada Her World Singapura, mengantri selama 20 jam untuk bisa membeli Marni for H&M. Sama seperti Sarah, mereka juga belajar dari pengalaman sebelumnya ketika H&M merilis koleksi kerjasamanya bersama Versace.
"Waktu dulu koleksi Versace dan H&M dirilis, kami mengantri pukul 12.00 malam dan itu terlambat karena begitu kami mendapat giliran masuk toko, semua busana untuk ukuran kecil habis," kisah Dinie.
Saat ini, setelah koleksi Marni for H&M itu habis terjual di berbagai negara, ada cukup banyak orang yang menjual di eBay. Namun harganya tentu menjadi lebih mahal.
Sekadar informasi, koleksi Marni for H&M ini dijual dengan harga bervariasi. Untuk t-shirt harganya £19.99 (sekitar Rp 288 ribu), alas kaki mulai dari £39.99 (Rp 576 ribu), print dress berbahan sutera £69,99 (Rp 1 juta) dan aksesori mulai dari £24.99 (Rp 360 ribu). Harga tersebut cukup murah dibandingkan koleksi asli dari Marni. Harga untuk dress Marni yang dijual di rumah modenya adalah ratusan hingga ribuan poundsterling.
http://wolipop.detik.com
0 komentar :
Posting Komentar