Kebaya lestari berkat para pecinta kebaya! Desainer kebaya, Amy Atmanto dan Andre Frankie, mencurahkan sebagian besar waktunya untuk ‘bermain-main’ di dunia kebaya.
Kebaya telah menjadi identitas busana Indonesia, layaknya kimono dari Jepang atau Sari dari India. Busana kebaya tidak hanya milik suku Jawa, namun juga Sunda, Sumatra, Melayu, Jambi, hingga Banjar. Dari masa ke masa, bentuk kebaya mengalami evolusi baik dalam model, bahan, ataupun ornamen hiasannya. Dirintis dengan model kebaya yang sederhana yang memiliki bukaan depan, hingga kini kita bisa menemukan kebaya berpotongan seperti gaun. Salah dua perancang yang telaten mengembangkan kebaya adalah Andre Frankie dan Amy Atmanto.
Pengaruh Eropa Andre Frankie
Andre Frankie menunjukkan kecintaannya pada kebaya dalam acara peluncuran buku dan peragaan busana The Art of Kebaya yang diadakan 22 April lalu di Jakarta. Sejak lulus dari Lembaga Pengajaran Susan Budihardjo tahun 2000, Andre sudah memantapkan langkahnya sebagai desainer kebaya. Andre menjahit semua kebaya karyanya dengan tangan. Sambungan pada bagian-bagian kebaya tidak terlihat nyata dan tidak meninggalkan tanda jahit seperti busana yang dijahit dengan mesin. Ciri khas lain dari Andre adalah kerah berdiri, bustier di bagian luar dan pemakaian bahan lace.
Terasa jelas betapa budaya Eropa mempengaruhi kebaya-kebaya Andre Frankie. Sang perancang pun mengakui bahwa dia sangat menyukai Ratu Elizabeth I yang hidup di Inggris pada abad 16 dan gaun-gaun dari era Victoria.
Pada acara yang digelar di Four Season Hotel tersebut, Andre menggandeng para pelanggannya yang berasal dari kalangan sosialita untuk menjadi modelnya.
Sentuhan Personal Amy Atmanto
Melalui peragaan busana Bangga Perempuan Indonesia, Berdaya & Berkarya, yang digelar pada tanggal 27 April lalu di Harvey Nichols, Jakarta, Amy berusaha menunjukkan totalitasnya pada kebaya. Desainer kebaya ini menuturkan bahwa koleksinya kali ini bukanlah berbicara tentang tren, melainkan mencoba menampilkan perempuan Indonesia berkebaya.
Menurut Amy, sebelum memutuskan kebaya yang cocok untuk kliennya, sebelumnya Amy berusaha mengenal klien tersebut sehingga dirinya bisa menciptakan kebaya yang cocok. Setiap kebaya diciptakan sesuai dengan karakter dan psikologi si pemakainya. Meski begitu, garis merah rancangan Amy terlihat pada detil Swarovsky, payet dan mutu manikam nusantara yang kental
Begitu beragamnya kebaya yang ditampilkan pada hari itu. Penonton disuguhi dengan deretan busana Jawa, Sunda, hingga kontemporer seperti busana sari yang disulap menjadi kebaya, ataupun busana Aceh model kebaya. Amy menunjukkan bahwa kebaya dapat diciptakan dengan berbagai gaya.
Baik Andre Frankie dan Amy Atmanto menuturkan bahwa mereka telah memilih kebaya sebagai jalan hidupnya. Harapan mereka, usaha mereka ini dapat membuat kebaya tetap lestari sehingga wanita Indonesia tetap memiliki identitasnya sebagai perempuan Indonesia sejati.
Franka
0 komentar :
Posting Komentar