Buku Harper’s Bazaar Great Style memberikan petunjuk tentang beberapa jenis pakaian dan aksesorinya yang menjadi kebutuhan dasar perempuan yang bekerja, yaitu celana panjang, jas, rok pensil, kemeja putih, blus sutra, kardigan, gaun, sepatu tak bertali, tas, dan ikat pinggang.
”Jaket yang dijahit dengan rapi, kemeja putih, dan celana panjang adalah item-item yang harus dimiliki untuk segala kegiatan. Jins dengan warna gelap juga bisa memunculkan kesan kasual dan manis jika dipadukan dengan atasan yang sesuai,” kata perancang Giorgio Armani dalam buku tersebut.
Dari berbagai jenis pakaian tersebut, setelan berupa jaket dan rok atau celana panjang memang menjadi yang paling lazim dipakai perempuan saat bekerja. Itu karena baju kerja two pieces ini tak pernah ketinggalan zaman.
Namun, untuk bisa tampil elegan dengan setelan yang dipakai, Armani mengatakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan pemakainya. Salah satunya adalah tidak terlalu banyak memakai aksesori.
”Untuk mendapatkan tampilan baru, Anda juga tidak perlu selalu membeli baju baru. Ada setelan-setelan yang bisa ditukar pasangannya. Atau, kalaupun ingin membeli yang baru, cukup beli baju atasnya karena model celana panjang atau rok akan lebih langgeng,” kata Armani.
Desainer Musa Widyatmodjo juga menekankan pentingnya seorang perempuan yang bekerja memadukan jenis-jenis busana tertentu demi kepentingan faktor ekonomis.
”Wanita kosmopolitan yang banyak kegiatan menginginkan baju yang simpel, praktis, dan ekonomis, yaitu baju yang bisa dipakai ke berbagai acara. Untuk itu, sebagai perancang, saya berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Tinggal bagaimana cara mereka memadukan dengan busana lain atau aksesori,” tutur Musa.
Selain setelan yang sudah menjadi model wajib bagi pekerja kantoran, Musa mengatakan, gaun juga bisa menjadi pilihan. Dalam salah satu desain Musa di koleksi busana siap pakai M by Musa, misalnya, terdapat beberapa model gaun yang bisa dikenakan saat bekerja. Selain feminin, kesan elegan juga bisa muncul ketika gaun tersebut dipadukan dengan jas.
”Jins juga sebenarnya bisa dipakai ke kantor, terutama oleh mereka yang bekerjanya di bidang kreatif. Tetapi bukan berarti semua jins bisa dipakai. Kalau untuk ke kantor, sebaiknya memakai jins warna gelap dan bukan dengan model yang robek-robek,” kata Musa.
Desainer yang mendesain seragam beberapa bank, restoran, dan perusahaan penerbangan ini mengingatkan, busana atau baju kerja yang dipakai seseorang menjadi presentasi perusahaan tempat dia bekerja, bukan cermin pribadi si pemakai. Hal tersebut tak hanya berlaku untuk pakaian kerja berupa seragam, tetapi juga untuk pakaian yang bukan seragam.
Musa mengatakan, meski seseorang bisa memakai busana kerja nonseragam sesuai gayanya, bukan berarti dia bisa tampil bebas. ”Termasuk, misalnya, saat menjamu klien pada acara informal malam hari. Baju yang dipakai tidak boleh terlalu seksi. Harus diingat bahwa penampilan akan dikaitkan dengan citra perusahaan tempat bekerja,” kata Musa.
(Yulia Sapthiani/kompas)
0 komentar :
Posting Komentar