BANDUNG, KOMPAS.com - Pertunjukkan fashion lintas bangsa, Islamic Fashion Festival (IFF) kembali digelar di Indonesia. IFF berusia lima tahun kini. Sepanjang waktu ini, Indonesia selalu terpilih sebagai tempat pelaksanaan pagelaran busana muslim menghadirkan puluhan desainer. Jika empat tahun terakhir IFF selalu digelar di Jakarta, pada 2011 ini IFF bergeser ke Bandung, gudangnya industri fashion busana muslim di Indonesia. Masih melanjutkan tema tahun lalu, IFF 2011 yang digelar 25-26 Juni mengangkat kembali kejayaan dan keagungan dinasti Mughal melalui koleksi rancangan busana muslim bertema besar "Mughal Splendour II".
Sebanyak 24 desainer menafsirkan kejayaan dinasti Mughal dari abad 17 dengan caranya. Belasan desainer busana muslim Bandung berbagi panggung dengan desainer Kuala Lumpur. IFF yang hadir dengan misi mengangkat citra busana muslim sebagai bagian dari fashion dunia, juga menghadirkan desainer tamu dalam perhelatan ke tiga pada 2011 ini. IFF 2011 mengundang desainer non muslim yang menafsirkan busana muslim versinya. Mereka adalah desainer dari Bali dan Singapura.
"Busana muslim sudah lama diciptakan, namun belum menjadi brand fashion. Masing-masing desainer busana muslim menciptakan rancangannya, namun tidak berkolaborasi untuk menampilkan wajah busana muslim sebagai brand yang diakui dunia. Busana muslim perlu menjadi industri. Untuk itu permintaan terhadap busana muslim harus ditingkatkan. Caranya dengan mengenalkan wajah busana muslim yang mengangkat citra bahwa Islam tidak mengurung perempuan. Perempuan bisa tampil dengan busana muslim yang lebih menarik namun tetap memperhatikan aturan," jelas Dato Raja Rezza Shah, penggagas IFF saat konferensi pers di Hotel Grand Royal Panghegar, Bandung, Sabtu (25/6/2011) lalu.
Inovasi yang menyegarkan
IFF 2011 hari pertama dimeriahkan dengan tujuh pertunjukkan fashion busana muslim. Desainer lintas bangsa, muslim dan nonmuslim, tampil satu panggung mengangkat citra segar busana muslim. Busana muslim boleh jadi memiliki desain yang sama, terusan panjang yang longgar. Namun dari segi styling dan warna, busana muslim kini semakin bervariasi dan inovatif.
Meski begitu, sebagian desainer mengeluarkan koleksi busana terinspirasi dari busana muslim. Artinya, busana yang dikenakan model masih memperlihatkan bagian tubuh. Sementara pakem busana muslim adalah menutupi bagian tubuh perempuan. Penafsiran busana muslim yang berbeda ini tak lantas dianggap sebagai suatu kesalahan tanpa toleransi.
"Prinsipnya, Islam itu lemah lembut dan memaafkan. Kalaupun ada kesalahan yang dibuat desainer dalam merancang fashion busana muslim, lakukan komunikasi, berikan pemahaman. Desainer perlu saling belajar. Dengan begitu, citra busana muslim sebagai bagian dari fashion bisa terangkat. Semakin banyak orang menampilkan busana muslim sesuai aturan, namun juga busana muslim berkembang menjadi fashion yang diakui dunia," kata Dato Raja Rezza.
Para desainer lintas bangsa ini saling memberikan inspirasi di ajang IFF. Seperti Natasha Mirpuri dan Sabeena Bani Ahuja dengan label Mantra dari Singapura. Dua desainer perempuan ini menampilkan koleksi busana terinspirasi dari busana muslim. Mantra merepresentasikan kejayaan Mughal dengan koleksi busana untuk perempuan modern. Meski tak sepenuhnya tertutup, rancangan busana berlabel Mantra menjadi inspirasi dan bisa dipadupadankan perempuan muslim untuk mengenakan busana sesuai pakem.
Milo, desainer asal Italia yang bermukim 40 tahun di Bali, tampil memesona. Milo belajar dari bagaimana perempuan muslim berbusana. Karenanya, Milo menampilkan beberapa koleksi busana muslim memenuhi pakem dengan menutup bagian tubuh perempuan seperti leher. Sentuhan desainer yang fasih berbahasa Indonesia ini pada busana muslim tak lepas dari kekayaan fashion Bali. Songket Bali menjadi sumber inspirasi Milo menciptakan koleksi busana muslim yang elegan dan glamor berwarna cerah menyegarkan.
Kolaborasi dan keterbukaan yang ditonjolkan IFF ini diharapkan kelak mengukuhkan posisi busana muslim sebagai bagian dari industri fashion, diakui penikmat fashion di seluruh penjuru dunia.
http://female.kompas.com/read/2011/06/26/12160925/Koleksi.Busana.Mughal.ala.Tiga.Negara
0 komentar :
Posting Komentar